Jalan-jalan ke Martapura

Kemarin, Minggu 3 April 2011 rencananya, saya itu lagi menantikan kedatangan teman-teman sekelompok saya buat ngerjain tugas Tauhid berkelompok-di rumah saya. Dari pagi dah antusias banget nyiapin ini-itu biar mereka pada betah di rumah saya. Eh Azizahnya ngesms saya. Katanya nggak jadi ngerjain tugas kelompok, dan mereka memilih nyari bahan masing-masing terus dikumpulin ke saya. Karena memang saya kebagian tugas ngetiknya. Sementara Ana, ngewall di facebook saya kalau dia juga nggak jadi ke rumah saya dikarenakan nyari rumahnya Nurul nggak ketemu. Ribet banget kan? Yo wis lah...

Selanjutnya ya seperti biasa, di rumah. Pas ngebaca sms dari Imay, saya dapet kejutan! Dia ngajak saya jalan-jalan. Sementara menunggu kepulangan kakak saya dari main futsal, ya saya iyakan ajakan dia tadi. Saya pun bersiap-siap. Beberapa menit kemudian dia datang, kami pun berangkat. Awalnya saya iya-iya aja, yang penting saya jalan-jalan.

Guru Sekumpul

Ternyata saya diajak ke salah satu makam Guru Sekumpul yakni ke makam KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani; komplek makamnya yang terletak di jalan Sekumpul Martapura cukup luas, wilayah kawasan area didalamnya terdapat Musholla Ar Raudhah yang artistik megah dan mewah, makam terlekat dibelakang masjid, pengunjung yang datang dibagi dua, bagi laki di depan dan perempuan di samping, perempuan yang memakai celana panjang, diharuskan memakai kain yang tersimpan di salah satu ruang ganti.

Makam Guru Sekumpul

Makam yang bersih berpagar dan bertutup kain terletak ditengan ruang, pengunjung yang datang lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.Kubah makam KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih akrab disebut Guru Ijai atau Guru Sekumpul, yang terletak di bagian depan kiri Musholla Ar Raudhah, juga tak pernah sepi dari penziarah. Ulama dari Martapura ini semasa hidupnya dikenal merupakan ulama karismatik dalam berdakwah dan menyebarkan syiar Islam di Kalsel. Guru Sekumpul juga masih zuriat atau keturunan dari ulama besar Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan.

Sumber bisa dibaca di sini  ... dan di sini.

Kalian bisa membaca kedua sumber yang sudah saya sebutkan di atas untuk info lengkapnya. Lanjut ke cerita saya di sana, Martapura sendiri terkenal sebagai kota santri di Kalimantan. Memang, ketika saya dibonceng oleh Imay memasuki kota ini, auranya mulai kerasa. Atmosfirnya itu beda. Bisa kita lihat di sepanjang jalan raya, di kota ini terdapat bacaan takbir yang menambah kereligiusan kota ini. Ini saya ada mengabadikan beberapa foto, tapi maaf kalau nggak jelas fotonya, soale saya ngambilnya kan pas dibonceng naik motor :D

jepretanku

Kota yang sering dikunjungi wisatawan karena merupakan pusat transaksi penjualan intan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan dan menyediakan banyak cenderamata batu mulia.
Setelah ziarah ke makam Guru Sekumpul, kami putuskan untuk melihat-lihat ke pasar Martapuranya. Ternyata memang benar, banyak sekali yang menjual cenderamata seperti gelang, kalung, cincin, bros, dan lainnya. Eh, ada lagi yang lucu; sepertinya ada beberapa penjual yang menjual barang dagangannya khas Jogja gitu.

Ada kaos motif batik, tas rajutan dari benang gitu, topi purun dari rotan, tas dari rotan yang pas di Jogja kemarin saya juga lihat. Serasa masih di pasar Beringharjo deh, ehehe. Namun, setiap deret ruko, barang dagangannya ya banyak banget yang semacam cenderamata tadi. Sementara itu, kami lanjutkan lagi perjalanan ke pasar seberangnya yang menjual aneka kerudung, baju muslim, baju koko, kupyah dan banyak lagi yang lain. Saya sih cuman lihat-lihat, soale pengeluaran bulan kemarin tiu minus! Hmmm, kuat nggak kuat ya ngempet buat nggak beli-beli :p

ngambil di google

Jepretanku

Jepretanku

Maaf ya teman, fotonya asal gitu. Habis pengen moto tapi kok ya panas banget kemarin itu. Alhasil ya motonya sambil dibonceng temen gitu pas perjalanan pulangnya. Bisa dibandingin deh, ama gambar hasil nyomot di google.

Oh iya, sedikit cerita pas di makam Guru kemarin ya. Sesampainya kami di sana, kami parkir motor dulu. Berhubung nyampenya setelah dzuhur, kami segera mengambil air wudhlu dan sholat di Musholla Ar Raudhah. Selanjutnya kami masuk ke sebuah ruangan untuk mengambil kain (tapih) yang kita makainya kayak cowok lagi makai sarung gitu. Karena saya memakai celana hitam panjang ya harus memakai kain sarung tadi sebelum ke makam Guru Sekumpul.

Rada ribet sih, soale saya ndak bisa, ahahah. Lalu kami memasuki sebuah ruangan yang di tengah-tengahnya ada 3 makam (Fyi : makam ini di dalam pagar besi dan di tutupi kain putih dari dalam). Di luar makam ini ada semacam kotak persegi panjang yang isinya bunga yang lek kita nyekar ke makam gitu lah, maaf saya lupa bunga-bunga apa aja yang dirangkai jadi satu itu. Bunganya banyak banget, numpuk; aromanya ya khas, bisa dibayangkan sendiri deh. Di dalam ruangan tadi itu, pengunjungnya udah banyak. dari anak-anak sampai emak-emak pada kusyu' ngebaca ayat kursi buat dihadiahkan ke salah satu atau ke-ketiga orang yang ada di 3 makam tadi.

Ini pengalaman pertama saya sih diajak ziarah kubur, plusnya lagi ziarah makam Guru Sekumpul. Saya sempat heran, kenapa di setiap rumah orang; tepatnya tetangga saya di Banjarmasin ini, foto Guru Sekumpul tadi pasti ada di pajang di sudut rumah atau di ruang tamu gitu. Kalau di rumah saya, jujur nggak ada. Nggak tahu deh, saya nggak mau ikut-ikutan.

Pas di depan 3 makam tadi, saya bacakan ayat kursi. Setelah itu kami keluar dan mengambil air minum yang di sediakan di samping dinding dekat ruang ganti kain sarung tadi. Kemudian kami jalan-jalan ke luar, melihat-lihat sekitar. Lalu berangkat menuju pasar Martapura, di sana saya urungkan niatan mau beli kerudung :(  Saya cuma beli 3 bross sama satu kupyah buat kakak saya, ini juga udah ngempet buat nggak beli-beli :)

Perjalanan kami berakhir, dan pulanglah kami bersepeda motor; saya dibonceng Imay. Sebelum nyampe rumah, saya ngajak Imay ngebakso dulu, soale perut dah keroncongan. Dari pagi nggak makan, yah saya nggak makan nasi paginya :(  Saya minta maaf kalau jalan-jalan saya kali ini tanpa disertai foto kuliner. Insya Allah jalan-jalan yang berikutnya saya sertakan deh :)

Nyampe di rumah saya pas banget, sanja'. Kamipun sholat maghrib di rumah saya. Setelahnya, saya buatkan Imay minum terus kita ngobrol-ngobrol deh. "Makasih ya May, aku di ajak jalan-jalan ke Martapura hari ini," kataku. Yang pasti saya senang banget hari itu. Ditemani sahabat, jalan-jalan, curcol lanjutan serta ketawa-ketiwi deh pokoknya. Oh iya, cerita jalan-jalan saya berikutnya ke Pasar Terapung lho, jadi simak terus ya :)