Wednesday, March 18, 2015

Dahsyatnya Ibadah Haji: Rasa Penasaran yang Terobati

sumber gambar

Judul Buku : Dahsyatnya Ibadah Haji
 ( Catatan Perjalanan Ibadah di Makkah dan Madinah )
Penulis : Abdul Cholik
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan Pertama : 2014
Tebal : 233 halaman
ISBN : 978 602 02 4810 3

Saat mendengar atau mengetahui seseorang akan berangkat ke tanah suci untuk beribadah haji saya selalu antusias ingin menanyakan ini-itu. Seperti apa kondisi di sana, bahkan syaf saat jemaah sholat pun ingin saya tanyakan hehe. 

Beruntung sekali ada buku Dahsyatnya Ibadah Haji yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi disertai dengan foto-foto saat berada di sana (sehingga menambah pemahaman untuk saya khususnya hehe) oleh salah satu blogger dari Surabaya, namanya Abdul Cholik (kerap disapa Pakdhe). Dari buku inilah rasa penasaran saya terobati. Secara garis besar buku Dahsyatnya Ibadah Haji bercerita tentang perjalanan ibadah haji yang penulis sendiri alami bersama dengan sang istri. Semua pengalaman baik sebelum berangkat haji (dari kelengkapan barang bawaan, handphone, kamera, paspor, uang dan lainnya lengkap dibahas), beribadah di Makkah dan Madinah (kondisi di maktab, Masjidil Haram dan lainnya) sampai pulang kembali ke tanah air. Banyak pertanyaan terselip di benak saya yang belum pernah terucap pun terjawab dengan membaca buku ini. Mungkin kalau tidak membaca buku ini, atau tidak ada orang yang ngasih tahu langsung-saya tidak akan pernah tahu (barangkali) kalau toilet di sana (Makkah atau tempat lain) juga ngantri karena jumlahnya terbatas tidak sesuai dengan banyaknya jemaah yang ada saat itu. Seperti beberapa penggalan kalimat yang sudah dituturkan oleh penulis pada judul "Menyiasati hajat Penting" berikut,
Di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Arafah, atau di Mina memang tersedia toilet untuk melampiaskan hajat yang bisa ditunda ini. Namun, harap diketahui jumlah toilet tentu tak sebanding dengan jumlah jemaah yang memerlukannya. Oleh karena itu, hajat ini harus benar-benar terkelola dengan baik.
Selain itu, saya juga semakin paham kalau saat haji pun beberapa aktivitas di rumah juga kita kerjakan seperti saat menyetrika baju, mencuci baju lalu menjemurnya (meskipun ada laundry kita bisa melakukannya sendiri), dan memasak mie, air atau nasi. Penulis juga menyampaikan beberapa tip diantaranya tip tentang pengamanan koper dan tas-tas yang kita bawa selama ibadah haji, tip sebelum dan selama berada dalam pesawat terbang serta saat keluarnya, tip untuk mencegah kelupaan saat manasik haji, tip untuk menjaga dan memelihara kesehatan selama berada di tanah suci, tip menyiasati hajat penting utamanya di tempat-tempat yang jumlah toiletnya terbatas, tip agar tidak tersesat di jalan, dan tip berburu oleh-oleh. Lengkap deh.

Friday, March 13, 2015

Gadget Pendukung Ngeblog

Setelah tinggal bersama Ortu tidak ada lagi fasilitas internet gratis yang bisa saya manfaatkan untuk ngeblog (waktu di Banjarmasin, di rumah kakak kan pasang speedy jadi saya bisa online gratis). Di sini saya mengandalkan kuota internet dengan gadget pendukung, diantaranya:

Nokia C3-00
sumber
Saya lupa kapan tepatnya dibelikan handphone ini, yang jelas sudah saya miliki sejak tahun 2010. Kalau dulu-dulu saya masih suka memanfaatkan HP ini untuk twitteran, facebook sama chatting di yahoo (nelpon sama sms juga). Seiring pergantian tahun, maka berubahlah kegunaannya. Akhir-akhir ini selain untuk nelpon dan sms, lebih sering saya pakai untuk facebook, browshing dan juga ngeblog melalui Opera Mini. Jujur, ngeblog dari Opera Mini memakai HP ini lumayan ribet. Soalnya saya harus selalu log in dulu. Sesudah log in pun saya nggak bisa melihat tampilan dashbor blog saya. Yang ada malah layarnya cuma putih doang meskipun ada tulisan Blogger Dashbor. Saya mesti ngetik url blog saya di halaman baru, meluncur ke url tadi lalu selanjutnya baru bisa balas komentar yang masuk. Itu juga untung-untungan, kadang sudah ngetik tapi komentar nggak masuk. Aneh kan? 

Tuesday, March 10, 2015

[EF#10] SEGO PECEL

source: a-letter-of-memories.blogspot.com


I remember that I had upload it but unfortunately can't find any photos of Sego Pecel in my blog. Fine, that one still resembling Sego Pecel my most favorite Indonesian Cuisine. When I was lived at Bolorejo (Kalangbret, Tulungagung-East java) almost everyday I had it as my breakfast. A plate of Sego Pecel usually consist of rice, peanut brittle, entho (made from tempe which isn't fresh anymore, I don't know what to call it), vegetable (sometimes only have sprout, spinach and long beans) and peanut sauce which used banana's leaf to wrapped it up. A long time ago this food was cheap.

Cari Tahu: Paspor dan Visa dari Internet

Selalu menarik ketika membaca cerita bagaimana seseorang hidup di luar negeri (suka nanya gimana makanan sehari-harinya, pernah juga nanya matanya bule yang bikin kagum soale warnanya ada yang biru, hijau) entah itu ceritanya saat berlibur di sana, melanjutkan sekolahnya atau menetap sebagai WNA. Saya memang tidak pernah mempunyai keinginan yang kuat untuk berlibur ke luar negeri saat ini. Jangankan mau ke sana yang antar propinsi saja masih mikir. Pengennya kalau keluar negeri niatnya ibadah, jadi pergi Umroh atau Haji aja hehe

Oh iya, pasti menyenangkan bisa merasakan bahkan menggenggam salju di negeri orang. Tidak hanya tentang musim yang ada di sana kita bahkan bisa mengunjungi tempat-tempat tertentu serta merasakan kulinernya (yang halal). Siapa yang udah pernah ngrasain? hehe

Sunday, March 8, 2015

Princess Dija: 5 Hal Yang Membuatmu Senang Berkunjung ke Blognya

Kalau mampir ke blognya Dija, pasti ingat foto saya yang satu ini :) 
Nggak kerasa udah 5 tahun umur Dija dan blognya. Keren ya? Semua momen dari Dija masih bayi sampai sekarang, diceritakan di blognya Dija oleh tantenya (tante Elsa). Baik masa pertumbuhannya, perubahan-perubahan yang ada dari bulan ke tahun, bagaimana Dija belajar, di sekolah, berlibur bersama keluarga, di rumah atau sekedar berfoto dengan gayanya yang tersipu malu. Saya yakin, suatu saat ketika Dija sudah mengerti dan membaca isi di blognya sendiri-Dija pasti kagum :)