|
Irina Irianti, kelas 1 SD Ikut les Calistung |
Berawal dari sebuah niat ingin mendapatkan penghasilan tambahan, awal April 2014 yang lalu saya memberanikan diri membuka les Bahasa Inggris di rumah (saat itu saya masih tinggal di Banjarmasin). Karena rumah saya membuka usaha warung internet dan ponsel (punya kakak saya) saat itu, promosi pun saya awali dengan penempelan selembar iklan sederhana yang saya ketik dan print sendiri lalu saya tempel di dinding warnet kakak. Tidak hanya dari selembar iklan ini, ternyata kakak saya ikut mempromosikan jasa les Bahasa Inggris yang saya tawarkan lewat BBM. Mulanya sih beberapa Bapak atau Ibu yang kebetulan beli pulsa ada saja yang nanyain soal les ini. Dan setelah beberapa hari iklan dipajang dan serta disebar, alhamdulillah beberapa orang tua murid les mendaftarkan anaknya. Uniknya, mereka tidak meminta saya untuk ngelesi Bahasa Inggris anaknya-tetapi minta anaknya dilesin Calistung. Ada juga yang minta dilesin Matematika (untuk anak SD saya menyanggupi).
Setelah mendapat murid, peran saya sebagai guru les pun semakin diuji. Dari uji kesabaran sampai uji kreatifitas. Karena yang les Calistung adalah anak TK dan SD kelas 1 dengan kepribadian yang unik-saya dituntut untuk menjadi guru les yang kreatif. Berbagai usaha saya kerahkan, dari usaha untuk menggambar, nyari-nyari materi yang sesuai dan menarik supaya murid tidak bosan, ngasih reward, nyari buku pendamping bahkan pendekatan dengan Ibu si murid. Alhamdulillah meskipun sedikit, namun ada kemajuan. Mereka yang les Calistung maupun Matematika mulai bisa beradaptasi dan menunjukkan kemampuannya.
|
M. Rizky Maulana, TK A Ikut les Calistung |
Kira-kira bulan Agustus 2014 kegiatan les di Banjarmasin ini terpaksa harus saya sudahi karena saya pindah ke Tarjun. Di tempat tinggal saya yang baru ini (Tarjun, Kotabaru), awal Maret 2015 saya melanjutkan upaya saya untuk membuka les Bahasa Inggris. Karena saya tinggal sebagai pendatang baru, awalnya agak sulit saat promosi. Alhamdulillah setelah kenal dengan salah satu anak sini (sebaya dengan saya), saya mendapatkan tawaran darinya untuk ngelesin anak tetangganya. Saya sambutlah tawaran tadi. Saya kembali memulai kegiatan saya sebagai guru les. Oh iya, untuk foto-foto murid les saya yang sekarang-saya belum punya. Nggak pernah saya foto sih mereka (Ican, Tata, Novan dan Ega). Selanjutnya saya mulai mempromosikan diri dari mulut ke mulut. Saya sih ngedeketin Mama si anak (calon murid) lalu saya sampaikan kalau saya buka les Bahasa Inggris dan bersedia ngelesin anaknya dengan datang ke rumah yang bersangkutan. Ada yang langsung menyambut saya, ada juga yang masih pikir-pikir dan nanyain ke si anak dulu (mau apa ndak dilesin Bahasa Inggris).
Mengajar anak sekolah di sekolah merupakan salah satu cita-cita saya. Karena dari kecil saya ingin menjadi guru. Memang, dulu inginnya jadi guru PPKn. Tapi seiring dengan pertumbuhan dan berubahnya pola pikir, sekarang saya ingin menjadi guru Bahasa Inggris di sekolah. Cita-cita ini memang belum dibilang terwujud, namun sekarang saya memang benar-benar menjadi seorang guru meskipun bukan Pegawai Negeri Sipil. Yup, saya menjadi guru bagi murid-murid les saya. Gimana rasanya? Seneng. Bahkan senengnya nggak kalah dengan senengnya saya saat masih praktek mengajar (PPL I) dulu. Nggak bisa diungkapin gimana senengnya saya saat mengajar di kelas maupun di depan murid les.
Saat ini memang kegiatan lesnya berada di rumah si murid. Saya punya mimpi, saya anggap ini mimpi terbesar saya-yakni ingin membuka sebuah tempat les Bahasa Inggris dengan ruangan belajar yang memadai. Ada papan tulis besar, bangku dan kursi, buku pendamping bahkan karyawan yang bisa membantu saya membangun kursus ini. Saya ingin kursus Bahasa Inggris yang saya jalankan semakin dikenal dan dipercaya banyak orang. Saya ingin murid-murid yang les di tempat saya semangat belajarnya tidak kendur. Saya ingin menanamkan kejujuran pada mereka. Saya ingin menyampaikan ke semua anak-anak sekolah bahwa membaca itu penting, dan belajar juga demikian. Saya ingin menekankan pada mereka bahwa jerih payah yang mereka kerjakan sekarang adalah bekal untuk masa depannya-karena untuk menjadi anak yang berprestasi tidak ada yang instan, harus doa dan usaha. Saya ingin membangun tempat les Bahasa Inggris yang menyenangkan untuk mereka. Saya ingin menyemangati dan mengajari mereka yang malu saat membaca teks Bahasa Inggris agar lebih berani tanpa harus merasa takut salah. Saya ingin mimpi ini terwujud, oleh karena itu-yang saya lakukan saat ini adalah memberikan ilmu yang saya punya untuk mereka serta tetap mempromosikan diri saya sendiri sebagai guru les Bahasa Inggris dari mulut ke mulut (saya lebih suka pendekatan dengan Mama murid, bisa sekalian nanya-nanya seperti apa karakter si anak dan lain-lain). Dengan langkah-langkah tadi, saya berharap aspirasi terbesar saya akan segera terwujud. Awalnya memang ngelesin dari rumah ke rumah. Tapi ke depannya ingin membangun tempat les dan mengelolanya. Insya Allah bisa. Man Jadda Wajada Jeng !