Guru Les

Hari ini saya sempatkan untuk bercerita ke sobat nguleg gimana seru dan susah-sedihnya jadi guru les. Yup, dari awal bulan April 2014 kemarin saya mempunyai empat orang murid. Seorang murid laki-laki duduk di bangku Taman Kanak-kanak, seorang murid perempuan kelas 1 SD, seorang murid laki-laki kelas 2 SD dan seorang murid laki-laki lagi kelas 5 SD. Daaaan tahukah kalian?! Mereka semua nggak ada yang les untuk belajar Bahasa Inggris. Murid saya yang TK belajar membaca, menulis dan berhitung sama dengan murid kelas 1 SD. Sedangkan kakaknya yang keals 2 dan 5 SD belajar matematika. Oke, saya belajar lagi-rajin membaca dan buka buku lagi agar lebih terorganisir; karena pelajaran matematika SD saya lupa -____-"

TK A (M. Rizky Maulana)

Foto di samping adalah murid les saya yang dipanggil Rizky. Pertama kali les dia masih malu-malu. Saya juga rada kaku. Rizky les setiap hari Senin, Sealsa dan Rabu selama satu setengah jam. Selama les, saya tidak mengajarinya belajar sampai waktu lesnya berakhir-tetapi saya selingin dengan mengajaknya bermain di dalam rumah saya. Kadang juga diselingin dengan kegiatan menggambar dan mewarnai. Selain itu kami juga pernah membuat pesawat dari kertas. Karena pesawat itu saya bela-belain beli kertas lipat yang warna-warni itu dan pengen belajar buat katak, burung dan lainnya. Tapi apa daya saya nggak sempet. Saya bisanya cuma buat kinang ama pesawat yang biasa aja. Itupun dia seneng, kalau sudah bosen sih pernah dirobek sama Rizkynya :D

Rizky itu anaknya pembosan (kata mamanya), sangat aktif, suka berteman, main kelayangan (lagi musim di sini), masih ngedot kalau minum susu (ini saya baru tahu pas dia nyelethuk mau dodot-kata mamanya sih itu tandanya dia ngantuk). Awal pertemuan sih masih saya amati bagaimana perkembangan belajar si anak. Nah, setelah beberapa kali les sama saya-tahulah saya gimana Rizky ketika les. Dia suka sih kalau belajar abjad pakai gambar-cuman itu bertahan sekitar 10 menitan aja. Pakai lagu juga suka dan bisa mengikuti instruksi saya-namun metode ini tidak berjalan lama karena lagi-lagi dia bosan.

Saya pun membeli buku bergambar yang bisa melatih dia untuk menulis a, b, c, d dan seterusnya. Lagi-lagi ini hanya bertahan selama 10 menitan, sisanya dia bakal coretin tuh buku dengan pola benang ruwet. Pengen marah?! Nggak bisa dong, kan ini kerjaan saya. Dibayar buat ngajarin dia membaca, menulis dan berhitung. Inilah yang disebut bahwa menjadi guru itu susah, apalagi muridnya masih TK. Susaaaaah banget. Karena pas datang les dianya sudah keringetan, artinya dia udah main duluan ama temen-temennya di rumah baru berangkat les. Padahal sebelumnya, mama Rizky sudah saya kasih tahu-kalau pas les diusahain Rizkynya nggak kecapean (artinya les dulu baru nanti main). Kalau dia sudah kecapekan gitu, susaaaaah banget mau diajarin menulis, membaca atau berhitung. Mau sih mau tapi ya itu cuman sebentar, sisanya pasti ngajak bermain. Berbeda dengan ketika Rizky datang dalam kondisi nggak kecapekan, dia mau belajar dan diajarin abjad oleh saya. Waktunya juga lama. Teknik mengajar yang saya pakai pun bisa digunakan alias menarik perhatian dia dalam kegiatan belajar dan mengajar tadi. 

Nah, bulan Juni ini-Rizky sempat datang les tiga kali saja. Padahal mamanya menginginkan dia les setiap hari. Kata mamanya sih Rizkynya lagi asyik bermain dengan teman-temannya apalagi sekolahnya juga mulai libur. Saya juga nanya ke mamanya, gimana dia di rumah. Biasanya sehabis maghrib dia diajak mamanya belajar walaupun cuma sebentar. Nah, karena Rizky kecapekan bermain-jadi akhir-akhir ini sehabis maghrib dia langsung leyeh-leyeh minta tidur (kata mama Rizky). Berjalan dua bulan les, banyak kemajuan dari Rizky. Awal pertemuan kan dia masih diem aja banyakan ndengerin saya. Rizky sudah mengenal huruf A sampai Z. Rizky bisa menulis huruf a-i-u-e-o sekalipun saya acak dia tetep bisa. Sebelumnya dia kesulitan membedakan huruf "b" dan "d", namun sekarang sudah bisa bedain. Sekarang sih udah jarang les ya gara-gara keasyikan berteman tadi. Padahal saya ingin tahu apakah Rizky juga mampu membaca dan menulis huruf lain. Okelah ketika dia membaca di poster sambil melagukannya dia benar semua. Tapi saya masih ingin tahu gimana kalau nulisin atau ngebaca huruf tadi secara acak? Kali ini saya simpen dulu pertanyaan ini. Mudahan sehabis lebaran dia mau les lagi supaya saya tahu perkembangan dia dalam belajar menulis, membaca dan berhiutung. 

Oh iya, Rizky paling jago berhitung loh. Dia sudah hapal angka 1 sampai 10 dan benar ketika menuliskannya. Dia sudah bisa penjumlahan dan berhitung dengan jarinya sendiri. Rizky paling suka nggambar truk yang gedheeee banget sampe menuhin buku tulisnya tapi dengan kedua bannya yang kecil mungil hehehe lucu deh. Dia juga pernah cerita-cerita ke saya (kadang-kadang) misalnya ulun (saya) tadi umpat (ikut) Papa memancing. Rizky memanggil saya Bunda, kadang kalau pas liat guru TKnya lewat dia ngasih tau saya itu Bunda Ani. Dia udah lengket sama saya, artinya udah nggak malu-malu lagi. Hikmah yang saya ambil dari ngelesin anak TK itu ya belajar mendapatkan perhatiannya dengan kesabaran dan kelembutan-iyaaaa rasanya itu seperti ngajarin belajar anak sendiri (kayak udah punya anak aja kamu ini Jeng2 :P). Saya nggak mau bentak-bentakin dia. Kalau dia bosen belajar ya saya ikuti dia mau apa sambil diarahain. Ini menyenangkan ^______^ yang bikin pusing adalah mikirin metode belajar apa yang sesuai untuk dia. Kalau Anda yang sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak mau ngasih saran, saya terima dengan senang hati. Mau berbagi pengalaman ngajarin anaknya baca huruf alfabet yang menyenangkan ya monggo, saya tunggu-udah baca-baca artikel di google juga sih tapi masih belum cukup ^___^

*B E R S A M B U N G*