Pernah ndak kalian ngrasa jenuh sampe bosen sama pekerjaan yang sedang digeluti karena benar-benar menyita waktu, tenaga, serta pikiran kalian? Saya pernah, bahkan sering. Namun, kalau dipikir-pikir-setelah saya membaca ulang lagi buku Dwilogi Padang Bulan, ya apa gunanya saya merasa seperti itu sementara Ikal sendiri seseorang yang diceritakan di buku tadi-pernah bekerja di warung kopi milik pamannya saja sangat mencintai pekerjaannya. Ah, saya ndak boleh kalah sama Ikal.
Tuesday, April 26, 2011
Mencintai Pekerjaan, Guru PPKn, Mata Elang dan Kedisiplinan
Wahaha, panjang euy judulnya aja. Belum postingannya :D
Pernah ndak kalian ngrasa jenuh sampe bosen sama pekerjaan yang sedang digeluti karena benar-benar menyita waktu, tenaga, serta pikiran kalian? Saya pernah, bahkan sering. Namun, kalau dipikir-pikir-setelah saya membaca ulang lagi buku Dwilogi Padang Bulan, ya apa gunanya saya merasa seperti itu sementara Ikal sendiri seseorang yang diceritakan di buku tadi-pernah bekerja di warung kopi milik pamannya saja sangat mencintai pekerjaannya. Ah, saya ndak boleh kalah sama Ikal.Munafik namanya kalau nulis aja bisa tapi ngelakuin yang kita tulis supaya memotivasi orang lain tidak bisa-yang artinya kita sendiri kalah dengan kenyataan.
Pernah ndak kalian ngrasa jenuh sampe bosen sama pekerjaan yang sedang digeluti karena benar-benar menyita waktu, tenaga, serta pikiran kalian? Saya pernah, bahkan sering. Namun, kalau dipikir-pikir-setelah saya membaca ulang lagi buku Dwilogi Padang Bulan, ya apa gunanya saya merasa seperti itu sementara Ikal sendiri seseorang yang diceritakan di buku tadi-pernah bekerja di warung kopi milik pamannya saja sangat mencintai pekerjaannya. Ah, saya ndak boleh kalah sama Ikal.
Sunday, April 24, 2011
Dwilogi Padang Bulan
Alhamdulillah, akhirnya tuntas malam ini! Sebelumnya rada nggak ngeh kalau hari ini itu tanggal 24 April 2011, begitu membuka dasbor blog saya lalu melihat-lihat, mampir di blognya mbak Elsa, jadi inget. Kalau saya ada niat buat ikutan juga. Jadi, simak saja kawan :)
Di atas adalah kutipan kalimat yang bisa kalian jumpai pada halaman 36 ~ Padang Bulan; Novel Pertama Dwilogi Padang Bulan. Andrea Hirata, penulis fenomenal Laskar Pelangi kembali menyuguhkan cerita masa lalunya melalui Dwilogi Padang Bulan dengan novel pertamanya Padang Bulan-tebal 254 halaman dan novel keduanya Cinta di dalam Gelas-tebal 270 halaman; Penerbit Bentang.
Di Novel Pertamanya, secara keseluruhan dikisahkan perjalanan seorang anak Melayu bernama Maryamah yang akrab disapa Enong semasa kecilnya. Kisah mengharukan, kisah menggelikan; semua terbagi rata di sini. Kehilangan seorang ayah tidak menjadikan semangat Maryamah luntur. Dia yang gemar sekali belajar Bahasa Inggris justru menemukan alternatif belajar dengan cara saling berkirim surat bersama sahabat penanya semenjak ia putus sekolah. Ditinggal oleh sosok seorang ayah menjadikannya anak yang bertanggung-jawab penuh akan kelangsungan hidup keluarganya. Ibunya, seorang ibu rumah tangga sederhana yang sangat dia sayangi; sementara adik-adiknya masih sekolah sepeninggalan ayahnya tadi-maka Enong berjuang serta berupaya penuh untuk mendapatkan pekerjaan. Sampai pada akhirnya dia mendapatkan pekerjaan tetap sebagai pendulang timah dengan upah yang tak seberapa. Dia yang kecil, makan saja tak menentu mampu bertahan hanya karena ingin melihat adik-adiknya tidak putus sekolah. Pengalaman pahitnya saat disalaki anjing dan dikejar-kejar oleh beberapa orang laki-laki tak dikenal di hutan-menjadi kengerian tersendiri di benaknya.
Dibukanya Kamus Bahasa Inggris satu Miliar Kata itu, dibacanya lagi pesan ayahnya :
Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda,
Ayahmu
Di atas adalah kutipan kalimat yang bisa kalian jumpai pada halaman 36 ~ Padang Bulan; Novel Pertama Dwilogi Padang Bulan. Andrea Hirata, penulis fenomenal Laskar Pelangi kembali menyuguhkan cerita masa lalunya melalui Dwilogi Padang Bulan dengan novel pertamanya Padang Bulan-tebal 254 halaman dan novel keduanya Cinta di dalam Gelas-tebal 270 halaman; Penerbit Bentang.
Di Novel Pertamanya, secara keseluruhan dikisahkan perjalanan seorang anak Melayu bernama Maryamah yang akrab disapa Enong semasa kecilnya. Kisah mengharukan, kisah menggelikan; semua terbagi rata di sini. Kehilangan seorang ayah tidak menjadikan semangat Maryamah luntur. Dia yang gemar sekali belajar Bahasa Inggris justru menemukan alternatif belajar dengan cara saling berkirim surat bersama sahabat penanya semenjak ia putus sekolah. Ditinggal oleh sosok seorang ayah menjadikannya anak yang bertanggung-jawab penuh akan kelangsungan hidup keluarganya. Ibunya, seorang ibu rumah tangga sederhana yang sangat dia sayangi; sementara adik-adiknya masih sekolah sepeninggalan ayahnya tadi-maka Enong berjuang serta berupaya penuh untuk mendapatkan pekerjaan. Sampai pada akhirnya dia mendapatkan pekerjaan tetap sebagai pendulang timah dengan upah yang tak seberapa. Dia yang kecil, makan saja tak menentu mampu bertahan hanya karena ingin melihat adik-adiknya tidak putus sekolah. Pengalaman pahitnya saat disalaki anjing dan dikejar-kejar oleh beberapa orang laki-laki tak dikenal di hutan-menjadi kengerian tersendiri di benaknya.
Saturday, April 23, 2011
Kehadiran Seorang Anak Merupakan Berkah yang Tak Terkira
Meskipun sampai artikel ini saya tulis dan terbitkan, saya belum memiliki seorang anak-karena memang saya belum menikah; maka izinkan saya untuk menyampaikan beberapa pandangan saya serta nasehat yang terkandung di dalamnya nanti agar kalian sebagai pembaca bisa menilainya dengan baik. Bisa memilah-milah apakah yang saya sampaikan bisa kita wujudkan atau tidak.
Perempuan, akan sangat berbahagia sekali bila ia diberikan kepercayaan oleh Tuhan (Allah Swt.) untuk dititipi seorang atau bahkan beberapa orang anak melalui rahimnya yang kemudian dilahirkanlah seorang bayi mungil yang dikemudian hari bersama-sama akan diasuh oleh Ibu si bayi dengan didampingi oleh suaminya sebagai kepala rumah tangga.
Saturday, April 16, 2011
Hindari Sikap Terlalu Cepat Menilai, Lebih baik Beli Novelnya!
Cover hitam?! Eits, jangan salah. Justru dari warna cover novel Blackbook yang dominan hitam inilah penulis, Winda Krisnadefa-seorang mama dari dua anak yakni Fadhil dan Safira akan mencerahkan kita semua khususnya anak remaja.
Dengan uang Rp. 42.000,00 Anda bisa memilikinya pun uang kembalian Anda sebesar Rp. 700,00 bisa buat beli permen. Banyak informasi yang bisa kita ambil dari novel ini khususnya bahaya narkoba dan seks bebas. Tidak ketinggalan juga, cuplikan cinta segitiganya Amel, Tomi dan Ayang sebagai pemanisnya. Segera miliki novel ini melalui pemesanan online di sini, dan juga cara belinya ada di sini. Berminat, tunggu apa lagi. Ayo beli!
Dengan uang Rp. 42.000,00 Anda bisa memilikinya pun uang kembalian Anda sebesar Rp. 700,00 bisa buat beli permen. Banyak informasi yang bisa kita ambil dari novel ini khususnya bahaya narkoba dan seks bebas. Tidak ketinggalan juga, cuplikan cinta segitiganya Amel, Tomi dan Ayang sebagai pemanisnya. Segera miliki novel ini melalui pemesanan online di sini, dan juga cara belinya ada di sini. Berminat, tunggu apa lagi. Ayo beli!
Monday, April 4, 2011
Jalan-jalan ke Martapura
Kemarin, Minggu 3 April 2011 rencananya, saya itu lagi menantikan kedatangan teman-teman sekelompok saya buat ngerjain tugas Tauhid berkelompok-di rumah saya. Dari pagi dah antusias banget nyiapin ini-itu biar mereka pada betah di rumah saya. Eh Azizahnya ngesms saya. Katanya nggak jadi ngerjain tugas kelompok, dan mereka memilih nyari bahan masing-masing terus dikumpulin ke saya. Karena memang saya kebagian tugas ngetiknya. Sementara Ana, ngewall di facebook saya kalau dia juga nggak jadi ke rumah saya dikarenakan nyari rumahnya Nurul nggak ketemu. Ribet banget kan? Yo wis lah...
Subscribe to:
Posts (Atom)