Disadari atau tidak, orang yang paling sibuk banget selama puasa sampai lebaran berlangsung adalah Ibu. Saya tidak tahu, apakah ini berlaku untuk semua Ibu ataukah hanya Ibu saya saja. Bagaimana tidak sibuk, menjelang puasa-keluarga besar kami pasti berdatangan baik anak Ibu yang nomer dua atau mas saya yang nomer tiga (maklum setelah bekeluarga, tinggalnya pada jauh-jauh-yang paling deket anak Ibu yang nomer 1 dan saya anak terakhir yang masih single sampai sekarang *uhuk). Dalam satu keluarga sudah pasti ada Bapak, Ibu dan anak (kecuali anak Ibu yg nomer 3 belum punya anak). Jika 3 keluarga berkumpul di rumah Ibu, sudah dipastikan kami akan tidur uyel-uyelan, cucian 3 kali lebih banyak, masak juga lebih awal dari biasanya. Dan siapakah yang paling sibuk nantinya?! Saya akan jawab, Ibu!
Sesigap apapun saya dan mbak Dewi membantu Ibu, supaya nggak kecapean dan puasa Beliau tetap lancar-tetap saja Ibu super sibuk. Saya udah ngerjain ini dan itu (sesi kebersihan merangkap sesi serba bisa)-embak udah bantuin sana-sini (sesi ngemong anak-anak dan keponakan merangkap sesi serba bisa), Ibu ya sibuk. Ajaibnya, sebanyak apapun pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh Ibu, Ibu itu tetap kuat-masih ngeladenin dengan tulus kalau cucunya lagi manja dan lain sebagainya. Maunya itu, kalau ada uang lebih-bayar jasa orang buat bantu-bantu di rumah biar Ibu nggak sibuk lagi. Semoga lebaran tahun depan terwujud. Kalau kamu gimana, siapa yang super sibuk bulan ini?
Ibu . . .
Kapan Ibu bisa santai tanpa pekerjaan rumah . . .
Padahal anak-anak Ibu sudah besar . . .
Percayakan pada kami Ibu . . .
Rasanya setiap tahun Ibu selalu sibuk.