Man and The Moon: Serpihan buku harian "Seorang Desersi"

screenshot man and the moon

Aku adalah seorang blogger, yang kuliah di Teknik Arsitektur. Aku ingin menulis sebuah buku, itulah mengapa aku ingin menjadi penulis...

Ada yang tahu siapa "aku" yang saya maksud di atas? Hehe, pasti dah pada tahu kan ya, soalnya banyak yang sudah  ngereview tulisan-tulisan di blognya man and the moon. Blog dengan background bumi bernuansa biru gelap ini dimiliki oleh Al Kahfi. Saya tertarik dengan salah satu tulisannya berlabel true story dengan judul Serpihan buku harian 'Seorang Desersi'.

Al Kahfi mengibaratkan kehidupan yang sekarang kita jalani merupakan sebuah buku harian-di mana setiap halaman yang sudah terisi adalah hari yang kita tapaki namun sudah berlalu. Sedangkan halaman putih kosong selanjutnya merupakan hari-hari ke depan yang akan kita jalani. Dalam buku harian Al Kahfi, awalnya diceritakan masa anak-anak yang kemudian berlanjut ke masa remaja lalu kita sampai pada masa perkuliahannya. Dalam masa  perkuliahan inilah Al Kahfi mengalami desersi. 

Lalu saya bertanya-tanya, apa itu desersi? Setelah cari-cari dan dapet pengertian desersi tadi, saya mulai bingung. Apa hubungan dari desersi itu sendiri dengan masa-masa yang dialami oleh Al Kahfi dulu? Yah, barangkali Al Kahfi bersedia menjelaskannya lagi, kalaupun tidak-saya juga maklum. Karena masa-masa terdahulu pastilah ada kemudahan untuk mengingat juga kesulitan untuk diingat tentunya.

Saya memiliki buku harian, kalian punya dan semua orang pun juga. Isi dari buku harian Al Kahfi yang terdahulu bisa saja dia bilang pahit sedikit manis. Lalu bagaimana dengan isi buku harianmu? Apa sama? Tentu saja tidak-kehidupan kita tidak selalu senang terus, pasti ada kerikil yang membuat kita tersandung. Begitu juga dengan halaman-halaman putih kosong selanjutnya yang akan diisi oleh Al Kahfi-ditulisilah halaman tadi dengan pena keteguhan serta tinta ketulusan yang merefleksikan perbaikan masa kini akan masa lalu yang mungkin tidak ingin diingat-ingat lagi. Saya rasa sayapun akan melakukan hal yang sama. Tidak mungkin saya berlama-lama merenungi, meratapi nasib saya yang apes waktu itu lalu tidak peduli lagi dengan hari ini. Sama seperti Al Kahfi, akan saya isi halaman buku harian saya yang masih kosong dengan kenangan yang indah serta tidak adanya kesalahan-kesalahan yang akan terulang. Meskipun kita tahu nobody is perfect-berusaha untuk tidak menyerah pada keadaan nggak ada salahnya kan?!

Artikel ini saya ikut sertakan di giveawaynya Al Kahfi: Man and The Moon