Dalam novel ketujuhnya Andrea Hirata yang berjudul "Sebelas Patriot" ini-penulis lebih banyak menceritakan pengalaman pribadinya dalam dunia persepakbolaan, pengalaman ayahnya sebagai salah satu pemain sepak bola pada masa penjajahan Belanda sampai pada makna sepakbola itu sendiri di kalangan semua orang baik perempuan maupun laki-laki.
Diceritakan dalam buku setebal 112 halaman ini, Ikal sebagai seorang anak kuli parit tambang di bawah pimpinan Distric beheerder Van Holden yang membawahi wilayah ekonomi pulau Bangka dan Belitong. Sementara ayah Ikal, serta dua saudaranya akrab dikenal sebagai tiga bersaudara yang saat itu kondang karena mereka-si sulung bertindak selaku gelandang, adik tengahnya melesat ke posisi kanan luar dan si bocah bungsu sebagai pemain sayap kiri berhasil membuat Van Holden terpana berkat pelatih Amin. Namun sayang, tiga saudara ini akhirnya dibangkucadangkan pada sebuah pertandingan bola yang disaksikan oleh para petinggi meskapai serta Van Holden. Pada pertandingan-pertandingan bola selanjutnya mereka dilarang tampil namun nekat tampil karena mereka tahu bahwa sepak bola adalah kegembiraan rakyat jelata yang mendukung mereka. Lapangan bola adalah medan pertempuran untuk melawan penjajah hingga berujung pada penangkapan tiga bersaudara dan pelatih Amin. Akibatnya, ayah Ikal pulang dengan tempurung kaki kiri yang hancur-dengan demikian dia takkan pernah bisa main sepak bola lagi.
Terlepas dari keinginannya menjadi pemain PSSI, Ikal berusaha keras dan berhasil mengikuti seleksi menjadi pemain junior Provinsi Sumatera Selatan. Sayangnya dia gagal lolos dalam seleksi tadi. Keberuntungan baru menghampirinya saat kaos Luis Firgo bertanda tangan asli yang akan dihadiahkan untuk ayahnya berhasil dibeli oleh Ikal di toko resmi Real Madrid-markas besar klub itu di Stadion Santiago Berbabeu dengan harga 250 euro. Sebuah pengorbanan waktu dan tenaga yang super dahsyat dari Ikal demi kaos tadi.
Tak terkecuali laki-laki, bagi perempuan-menonton bola adalah hal yang sudah biasa. Sebuah pendapat yang menurut Ikal sungguh mengesankan adalah ketika Adriana-perempuan yang baru dikenalnya sekaligus penggemar bola (gila bola) ini menjawab pertanyaan Ikal "Mengapa kau tergila-gila pada sepak bola?" Penasaran apa jawabannya? Bisa kalian baca di halaman 93.
Ikal, merupakan salah satu tokoh favorit saya dalam novel ini karena tidak hanya menjadi seorang tokoh yang diceritakan penuh dengan cobaan hidup, unik, kocak, puitis namun juga sebagai seorang tokoh yang dengan gayanya sendiri berhasil survive dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Dengan setiap usahanya untuk menyenangkan hati orang lain serta mencapai apa-apa yang diinginkannya. Sungguh luar biasa! Saya sendiri tidak terlalu suka dengan sepak bola, tapi begitu melihat pertandingan PSSI melawan negara lain sebut saja melawan negara Malaysia-ketika saya menyaksikannya di televisi, rasa nasionalisme saya pun keluar. Dengan menyemangati para pemain PSSI dan ikut berteriak haru ketika gawang lawan berhasil diterobos oleh tendangan gol dari salah satu pemain PSSI.
"Prestasi seseorang, medali emasnya, adalah jiwa besarnya." Quote yang berhasil menyentuh hati saya tersebut ada di halaman 61 novel ketujuh Andrea Hirata ini. Saya sependapat bahwa prestasi seseorang tidak diukur dari berapa medali emas yang berhasil dibawa pulang melainkan dari jiwa besarnya dalam menanggapi kemenangan atau keberhasilan tadi sehingga tidak menjadikannya sesuatu yang wah namun lebih ke rasa syukurnya kepada Tuhan serta tidak menganggap kekalahan atau kegagalan adalah hal yang paling buruk yang patut diterima.
Kekurangan dari buku ini terletak pada beberapa istilah yang menyebutkan sebuah posisi di lapangan saat bermain sepak bola yang jujur saya sendiri tidak mengerti dengan pasti apa maksudnya. Ya maklum, saya bukan penggila bola. Saya tidak tahu teknik menyerang itu seperti apa serta hal lainnya. Coba kalau dijelaskan di akhir halaman arti setiap kata tadi, setidaknya pembaca seperti saya ini cukup mengerti tentang cerita yang berkisar di lapangan bola. Kelebihannya, dalam buku ini dilengkapi dengan CD musik Indonesia Aku Datang.
Bagi yang tidak suka sepak bola sebaiknya tidak membeli buku ini. Di awal cerita sedikit membosankan-tidak seperti novel-novelnya yang terdahulu seperti novel Tetralogi Laskar Pelangi dan Dwilogi Padang Bulan. Buat para penggemar bola dan yang suka membaca novel jenis apapun bolehlah saya dedikasikan buku ini ke kalian. Karena, selain pesan moral yang disampaikan oleh penulis-di buku ini juga disampaikan pesan mendalam seseorang yang nasionalismenya tinggi. Meskipun memiliki grup sepakbola favorit dari negara lain-PSSI tetap menjadi grup sepak bola andalan di negaranya sendiri. Negara tumpah darah dan bumi pertiwi.
"Artikel ini diikutsertakan pada Book Review Contest di BlogCamp."
mantap ulasannya .... :D kayak lagi bedah buku
ReplyDeleteSaya telah membaca dengan cermat artikel sahabat.
ReplyDeleteSaya catat sebagai peserta
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Salam hangat dari Surabaya
moga-moga menang ya Jeng
ReplyDeletehmm..buku barunya ya?? akan segera dicai! eheheh.. :D
ReplyDeletewaaaaaah minggu lalu aku barusan selese baca novel ini... >.<
ReplyDeletegak pede ikutan nih jadinya, dukung Ajeng aja deh :)
ReplyDeleteberarti maksud dari 11 patriot adalah pemain sepak bola?
ReplyDeletewaah,, berarti buku ini coret ah dari daftar calon review.. udah keduluan..hehhe
ReplyDeletesaya juga suka buku ini mbak
Nuel: perlu dikoreksi lagi Nuel, btw makasih ya ^^!!
ReplyDeletePakde Cholik: suwun pakde :)
Mbak Ami: makasih mbak
Rabest: iya, satu lagi yang mau terbit dg judul "Ayah"
Yen: haha, ya direview dong Yen. aku kan juga pengen tahu hasil reviewmu :p
Mbak Lidya: lho, kenapa tho mbak? suwun nggih dukungannya :)
John: iya, tumben tanggap
pagi: haha, keduluan saya mbak...ayo semangat
aku ada bukunya tapi belum sempet baca nih
ReplyDeleteMbak Fanny: ayo mbak dibaca, saya beberapa jam ngebacanya aja dah bisa sambil ngereview :D
ReplyDeleteBagus reviewnya... semoga menang di kontesnya Pakde Cholik ya..?
ReplyDeleteOya, aku juga udah pernah coba buat review sebelas patriot lho.
aku suka sepakbola sih karena melihat pemain nya yang ganteng ganteng aHhahahhaaa
ReplyDeletekalo baca buku sepakbola, kayaknya gak minat
komen yg pertaman jgn dimunculin mba, gak ada blognya, ntar yg klik bingung deh, maaf ngrepotin.
ReplyDeletekalau pemain basket berapa patriot ya?
ReplyDeletegood luck ya buat kontesnya :)
ReplyDeleteKalau baca tulisannya Andrea Hirata, saya kadang lelah di awal narasi yang dia ciptakan. panjangggg... tapi sangat ngilmiah hehehehe
ReplyDeleteApa khabar, Mbak?
Saya belum baca buku ini
Jiyah, tadi muncul di komen nama apa, yah? byuhhh.. komentar di atas itu saiyah, Mbak :D
ReplyDeleteandre hirata kembali menjadikan bangka belitung sebagai lokasi backgroundnya
ReplyDeletekamu meremehkan aku? :P
ReplyDeleteaku jg barusan aja selesai baca buku ini, Jeng... kisahnya mengharukan banget menurutku... :-)
ReplyDeletesaya suka sepak bola, tapi pas udah goooolll...:P
ReplyDeletekug ga update lagi yah?
ReplyDeletehei I make your box follower looks cool :p
ReplyDeleteI'm 252, your follower! caww
nice review moga menang ye :)
ReplyDeletenice review..:) aku cm pernah baca 1 karya andrea hirata,hehehe
ReplyDelete