First Love ~ It's Never Too Late

Gua tahu hari ini Cia sampai di Bandung. Setelah sebelumnya kita sama-sama saling cerita keadaan masing-masing, hari ini gua bakal nemuin Cia di depan pohon itu-tempat di mana gua dan Alice pertama kali bertemu. Gua ingin Cia yang akan gua temuin nanti memang benar-benar orang lain yang bukan Alice. Meskipun samar-samar kenangan gua ke Alice di tempat itu terus memburu-gua berusaha menghapusnya dengan perasaan senang gua akan kehadiran Cia hari ini.

Lima belas menit lagi gua berangkat ke TK-tempat di mana pohon itu tumbuh. Ada yang bergetar di saku celana jeans gua, gua raih BB gua. Gua lihat nomor tak dikenal memanggil. Gua angkatlah telfon tadi.

Gua: Halo?

Unnamed: Halo Ven, ini gua Alice.

Gua: ..."

Gua: A .... Alice??!

Unnamed: Iya, ini gua. 

Gua sekarang tepat berada di bawah pohon waktu pertama kali kita ketemu dulu! I can't wait for long, come and let me know you....

Tuuuut.... tuuuuut ...tut

Gua: Alice? halo?

gambar dari google

Gua lihat tinggal beberapa menit lagi Cia pasti dah sampai di tempat kita janjian ketemu. "Gimana nih sekarang? Gua datengin apa nggak? Gimana kalau dua-duanya ada di sana? Gua mesti ngomong apa ke Cia?  Alice...kenapa sekarang?"

Gua lari ke depan langsung nyamber helm yang gua pake buru-buru. Tangan gua langsung masang kunci motor-ngidupin motor dan pergilah gua ke tempat itu. Dalam perjalanan ke tempat itu gua benar-benar dirundung perasaan galau. Pikiran gua kacau, bingung mesti gimana sesampainya gua di sana. Apa mereka sekarang sudah saling bertegur sapa, atau jangan-jangan keduanya udah pada tahu lagi nungguin siapa-cekcoklah mereka. Arrrgh!!

dari google gambarnya

Dugaan gua ternyata salah besar. Tak seorang pun dari mereka gua lihat di bawah pohon ini. Gua lihat jam lagi, "Mestinya Cia dah sampai lima menit yang lalu.., pikir gua." Gua nggak berani nelfon balik Alice, jadi gua putusin buat matiin BB gua. Di bawah pohon ini gua mondar-mandir nggak jelas. Dari jauh gua lihat seseorang berlari kecil menuju ke arah gua.

"Alice???"

Dia langsung meluk gua.

Di saat yang bersamaan, seorang cewek berjalan menuju ke arah kami (Alice masih meluk gua). Dan gua baru sadar kalau cewek tadi Cia!! Dia tersenyum ke arah gua. Sementara gua masih shock. Alice melepas pelukannya dan berdiri di samping gua sambil pegang tangan kiri gua. Sontak gua lepas pegangan tangan Alice. Satu meter di depan gua dan Alice berdirilah Cia. Dia terlihat bingung, dengan kontak mata seolah-olah dia bertanya ke gua "Ini siapa?"

Gua bales tatapan matanya dengan tatapan lembut. Kali ini gua bener-bener harus mikir. Alice yang jauh-jauh hari gua cariin ke mana-mana sekarang berdiri tepat di sebelah gua. Di sisi lain Cia nungguin jawaban gua bakal nrima cintanya apa enggak. Gua tarik nafas panjang sambil memejamkan mata gua beberapa menit, lalu gua hampiri Cia sambil gua gandeng tangan kanan Alice.

ngambil lagi gambar di google :p

"Gua nggak pernah mikirin ini sebelumnya. Dan gua juga nggak ngarepin bakal kayak gini ceritanya....

Cia ini Alice yang gua ceritain selama ini...."

.........tenggorokan gua sempat serak-suara gua nggak keluar sama sekali.

"Alice, ini Cia-teman yang selama masa pencarian gua ke lu telah mengisi hari-hari gua belakangan ini."

Gua lihat ekspresi Alice biasa aja, sementara Cia dengan susah payah menyembunyikan mimik mukanya-rasa yang sulit gua tebak dan gua sangat yakin rasa itu pasti sakit di dalam sana (hatinya). Suasana sempat hening sebentar. Yang setelah itu gua lihat Cia lari... dan terus berlari meninggalkan kami-gua dan Alice. Gua emang nggak ngejar Cia karena gua telah nunggu saat-saat seperti sekarang, bersama Alice.

"Ven...sebenernya gua ke sini mau ngomong ke lu. Besok gua nikah sama Alvin ..."

dari google dong gambarnya :D

Saat itu juga gua sempoyongan. Alice bantu supaya gua kembali berdiri tegak. Tanpa pikir panjang gua langsung lari ngejar Cia sambil teriak

"Ciaaa!! Wait !!

Please, listen to me ....

Gua sadar kalau kali ini gua bener-bener egois. Setelah penolakan ini gua langsung ngejar Cia. Gua kira Alice masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu. Nyatanya perkiraan gua salah besar. Gua nggak tahu apa Cia bakal maafin gua setelah pertemuan kami bertiga tadi. Yang pasti kali ini, gua nggak mau ngebohongin perasaan gua sendiri kalau gua juga sayang sama Cia. Gua terus lari sampai akhirnya gua tahu Cia udah nggak keliatan lagi di jalan ini. Gua tendang kerikil tepat di bawah kaki gua berdiri sekarang. Lalu gua dengar seseorang ngomong di belakng gua.

"Gua tahu lu bakal ngejar gua Ven. Gua tahu itu...."

Thanks God, for the miracle you create. Gua langsung menghampiri dia dan bilang sorry... I know that you've mad on me now. But, it's never too late to say, I love you Cia ..."

"Gua nggak bisa Ven..."

Ada rahasia dari gua yang lu nggak tahu persisnya gimana Ven. Dan gua datangin lu sekarang buat ngasih tahu lu ceritanya seperti apa. Gua emang ngasih tahu apapun tentang gua ke lu begitu juga sebaliknya-lu nyritain semua hal tentang lu ke gua. Tapi gua belum cerita kalau gua punya saudara perempuan. Adik gua Ven, Lia-dia autis. Sekarang umurnya 9 tahun. Sebagai kakak satu-satunya, gua udah janji ke ortu gua buat jagain dia. Dan lu tahu sendiri kan anak autis kondisinya gimana? Mereka nggak bisa diem, mereka nggak ngerti bahasa kita. Mereka cuma pengen main-main dan nglakuin apapun yang mereka ingin. Gua nggak bisa ninggalin adik gua cuma buat ngedapetin cinta gua.

***

Setelah percakapan itu-gua, Alice dan Cia jarang ketemu lagi baik di kehidupan nyata maupun dunia maya. Kita cuman sempet kirim-kiriman kabar beberapa bulan terakhir. Gua udah bisa nglupain itu semua dan kembali beraktivitas seperti biasa. Ditambah lagi gua denger-denger, Alice udah punya dua anak kembar cewek. Gua ikut bahagia sekarang...

*TAMAT*

Note: Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba "First Love ~ Create Your Own Ending" yg diadakan oleh Emotional Flutter dan Sequin Sakura.